Minggu, 21 Desember 2014

Sumbu di dimensi Mei

"dont be tired to wait for something wor
th more" bukan kalimat tanpa alasan yang sering banyak orang kemukakan soal hal ini dan beberapa pun pasti pernah berada dalam kalimat ini. semacam penantian yang akhirnya hanya dapat kita lihat pada setiap sisi hingga akhirnya hanya berujung pada satu wujud rasa syukur

siapa yang bisa menebak bagaimana akhirnya nanti bila kabar yang telah dicuri jin pun ternyata tidak pasti? dan begitulah dengan aku yang bukan seorang jin, bukan malaikat atau bukan seseorang dengan bakat istimewa yang tahu kapan seseorang disekitarku dapat mengajariku untuk sabar sampai aku menghadapi berbagai sisi dalam suatu ruang dimensi dan kemudian tertumpu pada sudut yang membawa aku dalam derajat dimana aku dapat mengerti rasa syukur dalam definisi tak berbatas

Mai, sudut dari derajat itu menemui sumbunya. akhir dari aku dapat mengerti bahwa segala hal yang pernah aku lewati, hanya akan berujung pada satu sumbu yaitu rasa syukur.

ada banyak definisi syukur dari setiap orang. namun bagiku syukur bukanlah suatu refleksi dari penggambaran ekspektasi, tapi syukur adalah dapat mempertahankan hal yang sederhana dan tidak pernah menuntut akan suatu ekspektasi yang nyata dari imajinasi yang terlalu banyak ruang, banyak warna ataupun banyak komponen

dan kesederhanaan untukku adalah ketika aku selalu dapat denganmu tanpa alasan. 

ketika orang selalu bilang bahwa pertemuan yang sering hanya akan menjadi rasa bosan karena rutinitas yang sama dengan hal yang tidak pernah berbeda.

menurutku waktu tak akan pernah menjadi sama, lalu bagaimana dengan rutinitas yang sama? hanya sekitar objek yang nampak oleh mata yang menjadikannya sama. 


mei, juni, juli, agustus, september, oktober, november hingga lautan manusia menyuarakan gempita soraknya pada penghujung tutupnya tanggal mereka bilang aku selalu dengan rutinitas yang sama dengan dia, dia, dia, dan hanya dia.

tapi dia merupakan sosok yang tidak pernah membuatku mengasumsikan bahwa rutinitas ku selalu sama. ada banyak hal yang dapat diutas dengan syukur yang selalu mengelilingi

dan aku tidak pernah lelah untuk selalu mengucap nama mu di wujud syukur ku, ihya agum gumelar

berawal dari sekilas aku menyempit dalam bola matu mu namun tidak pernah aku dapat menjadi saksi ketika aku mulai masuk dan kemudian menyempit hingga akhirnya bayangan yang menyempit menjelma menjadi rekaman yang kamu putar dalam gerak lambat di memorimu ketika 2014 tidak perlu lagi cari tradisonal untuk mencari siapa orang yang sedang kita putar dalam gerak lambat itu

menjadi teman di dunia maya bukan berarti pertemanan itu hanya didasari oleh kepalsuan yang seakan kata maya hanya akan tertampak semu akan tetapi itu yang menjadi awal dari segalanya "ketika dunia maya mendekatkan yang jauh dan menjauh kan yang dekat" namun aku tidak pernah berharap nyata untuk kata ke delapan dan seterusnya ketika dunia maya berhasil mendekatkan yang jauh

waktu takkan pernah menjadi 24 jam dalam sehari ketika hidup mulai tersentuh dengan ketertarikan yang tiada pernah ada definisi sederhana untuk mengurainya 

hingga pada waktu yang tidak pernah berbatas itu menghantarkan aku pada sebuah waktu yang dapat menjadi salah satu daftar harapan ketika yang mereka sebut "bintang jatuh" bahwa aku hanya selalu ingin pada saat waktu itu berlangsung dan berhenti pada saat aku melihat ketika berdua bersama dengan kesederhanaan pertemuaan yang tidak pernah tanpa alsan

tidak pernah ada alasan ketika yang kita berdua jalani hanya akan mendapat banyak tanda tanya dalam benak mereka ketika "hanya orang bodoh yang melakukan sesuatu tanpa alasan" namun begitulah syukur hanya akan membuat orang tampak bodoh ketika mereka merasa cerdas dengan alasan untuk mewujudkan ekspektasi mereka pada tingkat yang selalu akan menjadi lebih ketika ada ekspektasi selanjutnya.

dan beginilah kami ketika bulan mai itu hanya akan menjadi polusi suara di mulut mereka dengan hadirnya satu lagi pasangan baru yang bukan hanya sekedar berbatas pada definisi pasangan semata, ketika bulan juni kumpulan foto disebuah restaurant menjadi saksi bisu antara kami yang siap untuk menawarkan mereka yang ingin menjadi saksi saksi dalam perjalanan dua pasang manusia dalam setiap memori memorinya, ketika bulan juli kedekatan yang mereka bilang berawal dari ketidak seriusan menjadi sebuah bukti bahwa "dont judge book by the cover" hanya akan menjadi kalimat tak pernah asing namun harus selalu dijadikan sebuah nasihat pada mereka yang hanya mengandalkan apa yang mereka tangkap dari indera penglihatannya, ketika bulan juli indera penglihatan mereka seolah masih menerobos hati mereka tentang keyakinan yang tak pernah ada pada kami hingga sampai di gemuruh kembang dalam bentuk api mencakar sang gelap dengan temannya kami membuktikan bahwa hanya lah waktu yang hanya dapat menjadi saksi abadi ketika kita dapat menjadi apa yang seharusnya tidak mereka katakan dan kami berkata bahwa kesederhanaan hanya ada pada pasangan yang saling ingin bersama tanpa alasan, pada kebodohan yang tiada henti untuk satu hal.

kamu yang sabar tak hanya seperti seorang guru yang mengajari muridnya dengan teori mengenai definisi sabar. namun kamu membuat aku sendiri yang menjadi tokoh guru dalam hal ini guru yang kemudian mengajari arti sabar dimana syukur hanya dapat menjadi solusi untuk setiap ekspektasi yang tak pernah usai bagi diriku. 

dan selamanya yang kemudian akan kami buktikan bahwa kini selamanya tidak akan pernah menjadi akhir cerita dalam dongeng namun kini selamanya akan menjadi satu kata tanpa makna waktu tidak dapat mengingkari dirinya untuk selalu menjadi saksi abadi kisah kita.


dan jika ada kalimat  dengan makna melebihinya maka aku tak akan mengatakan sekedar aku mencintaimu kak, dek, pa, mama ihya :*