Senin, 12 Desember 2011

Kematian

Biarkan aku terbaring dalam lelapku
karena jiwa ini telah dirasuki cinta
dan.. biarkan daku istirahat
karena batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang

Nyalakan lilin lilin dan taburi tubuh ini dengan aroma melati serta mawar
minyakilah rambut ini dengan puspa
olesi kaki kaki ini dengan wewangian dan bacalah isyarat kematian yang telah tertulis jelas di dahi ini

Biarku istirahat di ranjang ini bersama kegelapan dan kesunyian
karena kedua bola mata ini telah teramat lelahnya
biar sajak sajak bersalut perak bergetaran dan menyejukan jiwaku

Terbangkan dawai dawai doa dan singkapkan tabir lara hatiku
nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku,
kerana makna ghaibnya begitu lembut bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring.

Hapuslah air matamu, sahabat
dan tegakkanlah kepalamu seperti bunga-bunga menyemai jari-jemarinya menyambut mahkota fajar pagi.

Lihatlah Kematian berdiri bagai kolom-kolom cahaya antara ranjangku dengan jarak infiniti
tahanlah nafasmu dan dengarkan kibaran kepak sayap-sayapnya.

Dekatilah aku, dan ucapkanlah selamat tinggal untuk ku.
Ciumlah mataku dengan seulas senyummu.
Biarkan mereka merentang tangan-tangan mungilnya buatku dengan kelembutan jemari merah jambu mereka
Biarkanlah Masa meletakkan tangan lembutnya di dahiku dan menjagaku
Biarkanlah dengungan tangis itu mendekati dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku,
dan mendengar Gema Iradat-Nya berlarian dengan nafasku.

Kita hanya dipisahkan oleh putaran jarum jam,
Percayalah ketika waktu itu tiba akulah orang pertama yang menjadi penjemputmu di gerbang peristirahatan ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar